SPBU 13.282.621 Jalan Pesantren Kebal Hukum, di Minta APH dan BPH Migas Tindak Tegas
PEKANBARU, LUDAINEWS.COM-Entah siapa yang melindungi atau bermain, aktivitas diduga ilegal (melawan hukum) masih berlangsung di SPBU 13.282.621 Jalan Pesantren, Tenayan Raya, Pekanbaru, Jum'at (26/4) sekira pukul 02.00 dinihari.
Aktivitas diduga ilegal yang dimaksud ialah pelangsiran BBM subsidi jenis Biosolar oleh mafia-mafia minyak di Pekanbaru.
Pantauan awak media saat tengah singgah di SPBU yang disebut-sebut dikelola oleh Agus itu, ada lebih dari 10 mobil berjejer mengantri hendak mengisi Biosolar. Anehnya, durasi pengisian biosolar tersebut diluar batas normal layaknya warga mengisi biosolar.
Seperti truk colt diesel misalnya, rata-rata durasi pengisian berlangsung selama 20 menit hingga 40 menit. Dugaan kuat, pengisian biosolar dilakukan dalam jumlah besar. Selain itu, terlihat beberapa unit mobil pribadi seperti Inova dan Phanter serta Pick Up turut mengisi biosolar dan bisa berulang kali (bolak-balik mengisi. Hal itu terpantau sejak pukul 02.00 WIB hingga pukul 03.30 WIB dinihari.
Salah seorang narasumber yang enggan disebut namanya mengatakan aktivitas semacam itu sering terjadi di SPBU 13.282.621 Jalan Pesantren, Tenayan Raya, Pekanbaru itu.
"Abang baru tau ini atau gimana ? Udah sering itu bang. Mafia-mafia itu semua, begitulah cara orang SPBU mencari uang sampingan. Orang tu yang ngambil ngambil banyak itukan harganya gak sama dengan kita yang orang umum. Ada itu fee mereka sekitar 500-700 rupiah per liter" ungkap narasumber, sebut saja Pati.
Pati Turut menyayangkan tindakan tersebut yang tidak ada penindakan dari pihak penegak hukum dan juga Pertamina. Padahal menurutnya, aktivitas tersebut jelas merugikan masyarakat. "Tengah malam sampai subuh solar disedot mafia, nanti pas masyarakat mau ngisi kualahan cari solar karena cepat habisnya. Ya habislah bang dibagi-bagi ke orang itu (mafia minyak-red). Mereka itulah nanti yang masok ke Perusahaan perusahaan di dalam atau di luar Pekanbaru" beber Pati.
Pati Turut menyayangkan tindakan tersebut yang tidak ada penindakan dari pihak penegak hukum dan juga Pertamina. Padahal menurutnya, aktivitas tersebut jelas merugikan masyarakat. "Tengah malam sampai subuh solar disedot mafia, nanti pas masyarakat mau ngisi kualahan cari solar karena cepat habisnya. Ya habislah bang dibagi-bagi ke orang itu (mafia minyak-red). Mereka itulah nanti yang masok ke Perusahaan perusahaan di dalam atau di luar Pekanbaru" beber Pati.
Sebelumnya diberitakan, warga sekitar Jalan Pesantren mengatakan belum lama ini SPBU 13.282.621 Jalan Pesantren sudah pernah viral akibat bermasalah dengan warga sekitar. "Padahal kemaren sempat viral itu bang, infonya warga ribut sama para pelangsir dan sempat juga solar gak masuk kayaknya dapat sanksi dari Pertamina" ungkap warga yang tak ingin disebut namanya, Rabu sore (24/4).
Warga berharap tolong hal tersebut dijadikan atensi khusus oleh Polda Riau dan pihak Pertamina, agar ke depan peruntukan BBM subsidi tepat sasaran dan dapat dinikmati oleh masyarakat kecil.
"Tolong ditindak lanjuti Pak Kapolda Riau, agar BBM Subsidi tepat sasaran. Pengawasan dari Pertamina juga harus lebih ketat, mungkin bisa dipantau lewat cctv cctv yang ada di sekitar SPBU. Sekarang kan zaman sudah canggih, serba teknologi" tutupnya berharap.
Hingga berita ini diterbitkan, upaya konfirmasi yang dilakukan wartawan belum mendapat jawaban dari pihak SPBU 13.282.621 Jalan Pesantren, Tenayan Raya, Pekanbaru. (Tim)
Komentar Anda :