Perjuangan 35 Hari Sembuh dari Covid-19; Istri Meloncat Kegirangan dan Menangis
Minggu, 24-01-2021 - 16:11:26 WIB
 |
Foto: Fendri Jaswir (Pasien Sembuh dari Coovid-19) |
LUDAINEWS-SEPERTI biasa, saya mematikan handphone (HP) android ketika men-charge baterainya. Pagi menjelang siang itu, hal yang sama saya lakukan.
Biasanya, mengisi baterai ini saya lakukan tengah malam. Tapi, malam itu saya lupa karena kecepatan tidur.

Padahal, Selasa, 12 Januari 2021, itu saya harus menerima informasi penting tentang hasil tes swab PCR (polymerase chain reaction, pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosis penyakit Covid-19) saya dua hari sebelumnya.
Biasanya, hasil swab itu masuk agak sore. Makanya, saya beranikan men-charge HP dalam kondisi dimatikan.
Tapi, tiba-tiba istri saya berteriak dari ruang tengah.
''Pa, lihat itu WA (WhatsApp) dari Nemi, di grup famili,'' pekiknya. Nemi panggilan untuk dokter Elmi, kakak ipar saya, yang dinas di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
''Masalah apa?, '' tanya saya.
''Lihatlah,'' ujarnya. ''Kayaknya, hasil swab papa negatif,'' timpalnya.
Dia tak berani melihat WA. Lalu, saya ambil HP-nya, dan saya buka. Dan benar, hasil swab PCR saya sudah negatif.
''Alhamdulillah, wasyukurillah,'' saya mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT.
Istri saya langsung meloncat kegirangan. Dia peluk diri saya, dan minta didukung. Lalu, memekik memanggil anak bungsu saya yang berada di kamar.
Saya dukung istri menjumpai anak bujang. ''Papa udah negatif dek, Alhamdulillah,'' kata saya.
Kami berpelukan, bertiga anak beranak.
Tanpa disadari, istri saya sudah mencucurkan air mata. Menangis. Air mata bahagia. Suaminya sudah sembuh dari sakit akibat terpapar Covid-19 (coronavirus disease 2019), setelah menjalani isolasi mandiri selama 35 hari.

''Udah, mari kita sujud syukur, '' kata saya.
Saya langsung mengambil wudu, dan melaksanakan sujud syukur sebagaimana yang disunahkan.
Tiga puluh lima hari, bukanlah waktu yang pendek bagi saya untuk bisa melepaskan diri dari Covid-19.
Banyak suka dan dukanya. Walaupun tidak dirawat di rumah sakit, namun upaya penyembuhan penuh perjuangan dan kesabaran. Begitu pula tekanan mental dan pengorbanan lahir bathin yang dialami istri saya.
Komentar Anda :